Senin, 03 Juni 2013

Success With Values

 Oleh : Muhammad Assad dalam buku Notes From Qatar

Tulisan kali ini akan berbicara tentang kesuksesan! pastinya kita semua mau sukses kan? Tentu! saya pun demikian kita harus memahami betul apa tujuan hidup kita dan bagaimana memaknai hidup itu sendiri. apa tujuan kita hidup di dunia ini? saya membaginya menjadi dua pilihan. pilihan pertama kita hidup alakadarnya saja, menjalani kehidupan tanpa tau arah dan tujuan, lalu meninggalkan dunia tanpa jejak sedikitpun bagi orang-orang di sekitar.

pilihan yang kedua, hidup yang sekali ini di gunakan sebaik mungkin, kita tinggalkan banyak jejak kebaikan bagi sekitar, dan pada saat meninggal nanti kita akan tersenyum sedangkan orang-orang disekitar akan menangis karna kehilangan. jika pilihan pertama yang di inginkan maka mudah saja, hidup apa adanya, ga repot namun jika pilihan kedua yang di inginkan, maka kita harus tahu caranya, karena tidak semudah pilihan pertama.

Caranya adalah dengan mengetahui dengan persis apa tujuan kita hidup di dunia. Tujuan utama manusia dalam hidup ini ada di dalam do'a yang sering kita baca di surat al-baqarah ayat ke 201"Rabbana aatinaa fiddunnyaa hasanah wa fil aakhirati hasanah wa qinaa 'adzaa bannaar."

Artinya," ya tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalakami dari siksa neraka." Inilah makna kesuksesan yang sesungguhnya, yaitu selamat di dunia, selamat di akhirat, dan terbebas dari api neraka.

setelah itu, kita harus tahu apa arti kehidupan ini. Ternyata, arti kehidupan ini sesungguhnya ialah beribadah kepada sang maha pencipta. Keberadaan kita di dunia tiada lain adalah sebagai khalifaf untuk mengabdi dan beribadah kepada-Nya. hal ini berdasarkan firman allah Swt."dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-ku." (QS.Adz-Dzariyat (51) : 56).

ibadah disini bermakna luas dan bukan hanya shalat, puasa, zakat dan haji saja. Namun, mencakup seluruh aspek kehidupan kita seperti dalam hal pekerjaan, pernikahan, perdagangan dll. jadi, sekarang kita sudah paham? Bahwa arti dan tujuan kita hidup di dunia ini adalah untuk beribadah kepada allah dengan tujuan mencapai kesuksesan di dunia dan akhirat.

Makna kesuksesan
kita pasti sering mendengar kalimat seperti "Si A sangat sukses dalam hidupnya" atau "Si B ini sukses banget lho sekarang!" Lalu apa sesungguhnya definisi mengenai kesuksesan? Massyarakat indonesia umumnya mendefinisikan kesuksesan berbanding lurus dengan hal-hal yang berhubungan dengan materi: gaji yang besar, mobil yang banyak, rumah yang mewah, jabatan yang tinggi, dst. ketika ada orang-orang yang mencapai hal ini, maka langsung di kalungi label "SUKSES"!

Hal ini tentu ada benarnya, namun tidak 100% tepat. Menurut saya pribadi bagaimana orang-orang meraih kesuksesan itu yang lebih utama. Apakah mereka benar-benar sukses karena hasil kerja kerasnya secara jujur, atau dengan cara mencuri uang rakyat, menzolimi orang lain, dan berkorupsi? Tapi sekarang sepertinya kita sudah tidak peduli lagi dengan hal-hal seperti itu, yang penting bagi masyarakat kita adalah yang terlihat kasat masa aja seperti rumah besar, mobil banyak dan harta berlimpah.

Jika memang ini yang terjadi, maka akan gawat sekali karena manusia dengan keserakahannya akan berlomba-lomba untuk sukses dengan menghalalkan segala cara, sikat sana sikat sini, hantam sana hantam sini. Ini bukanlah tujuan kesuksesan yang utama, karena mungkin saja kita bisa hidup di dunia ini “sukses” dengan penghalalan berbagai cara tersebut, namun ingat, di akhirat nanti kita jelas tidak akan sukses. Segala pebuatan kita, sekecil apapun, baik maupun buruk, akan ada balasannya.

Kita juga harus sadar bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara dan kehidupan di akhirat-lah yang kekal selamanya. Allah SWT telah mengingatkan, “..Dan tiadalah kehidupan ini selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-An’am (6) : 32)

Man of Value
Sekarang kita sudah paham bahwa kehidupan bukan hanya di dunia, namun akan ada kehidupan lain yang lebih kekal setelahnya, yaitu kampung akhirat. Kehidupan kita yang sangat singkat di dunia ini sangat mempengaruhi kehidupan kekal kita di akhirat nanti. Sehingga, menjadi sukses dalam jangka pendek saja tidak cukup, melainkan harus dalam jangka yang panjang. Untuk itu, menjadi hal yang sangat penting bagaimana cara kita meraih kesuksesan tersebut.

Saya percaya bahwa ada hal-hal penting yang harus kita pegang dalam meraih kesuksesan, yaitu “value” atau nilai-nilai kehidupan. Ini yang saya sebut seperti judul tulisan ini, success with values. Makanya kenapa om saya si Albert Einstein pernah mengatakan, “Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value.”

Yes, that’s it! V-A-L-U-E. “Nilai” adalah hal yang sangat penting namun sering kita lupakan. Value yang kita pegang ini menentukan bagaimana kesuksesan kita di dunia dan akhirat nanti. Saya melihat “value” yang harus kita miliki dalam meraih kesuksesan ada dalam dua bentuk.

Pertama, “value” yang berarti memegang nilai-nilai prinsip dalam membangun kesuksesan. Setiap orang pastinya mempunyai prinsip hidup, dan saya sangat yakin segala prinsip itu adalah hal-hal yang baik, seperti prinsip kejujuran, keikhlasan, pantang menyerah, tolong menolong, dsb. Kalau dalam perusahaan, pastinya ada yang namanya core values atau nilai-nilai dasar yang harus ada dalam setiap karyawan di perusahaan tersebut. These are the values that I mean.

Cara meraih kesuksesan itu sama pentingnya dengan kesuksesan itu sendiri. Jangan sampai kita menghalalkan segala cara untuk meraih kesuksesan. Untuk itu, makna sukses harus lebih jauh dari itu, yaitu apabila kita mampu sukses dengan nilai-nilai yang kita pegang. Karena kalau sukses hanya diukur berdasarkan materi, maka itu tidak akan pernah habis. Apalagi, manusia seperti kita ini memang diciptakan sebagai makhluk yang tidak pernah puasssss hehe…

Ya contoh mudahnya seperti ini aja. Sekarang kita ga punya mobil, pasti dalam hati pikirannya, “pengen banget punya mobil nih, mau second hand atau third hand jg gpp deh!” Setelah sudah punya mobil 1, pikirannya beda lagi, “kalau punya 2 mobil enak kali ya, bisa gonta-ganti tiap hari” Terus udah punya 2 mobil, beda lagi pikirannya, “Enak juga nih kalo punya mobil 3!” Dst.

Jika memang kita bisa terus menerus menambah mobil sesuai keinginan, maka mungkin saja kita akan dicap sebagai orang yang sukses. Namun, mau sampai kapan? Jika kesuksesan diukur hanya dari materi maka kita akan berada di bawah tekanan yang sangat besar karena harus terus menerus mencapainya. Pasti akan ada satu titik dimana kemampuan kita terbatas dan tidak mampu lagi menambah mobil. Pada titik inilah, maka kita akan menganggap diri sendiri sebagai orang yang tidak sukses, gagal, menjadi pecundang, stress berat, lalu minum baygon, tambahin oli dikit, dan akhirnya wassalam! hehehe…

Makanya saya memberikan arti kesuksesan yang pertama adalah saat kita bisa berhasil meraih kesuksesan dengan berdasarkan kepada nilai-nilai yang kita pegang teguh. Jika kita mendefinisikan sukses dengan cara ini, itu membuat hidup jauh lebih mudah, atau bahasa kerennya “membuat hidup menjadi lebih hidup!”, Karena dalam setiap saat, kita dapat bertindak berdasarkan nilai-nilai kita, meskipun tujuan kita tidak tercapai.

Misalkan seorang pengusaha yang memegang teguh nilai-nilai kejujuran dalam menjalankan usahanya. Prinsipnya adalah, kesuksesan yang diraih harus dengan semangat kerja keras, kejujuran, dan tidak boleh menzolimi kompetitor. Karena memegang prinsip ini, akhirnya pengusaha ini kalah dalam proses tender. Kalau kita melihat secara kasat mata memang kalah, tapi sebenarnya dia sudah sukses karena menggunakan nilai-nilai yang dia yakini dalam berbisnis. Proses menuju kesuksesan sama penting dengan hasil yang diraih.

Contoh nyatanya adalah Martin Luther King, seorang warga negara Amerika kulit hitam yang berjuang tanpa lelah dengan nilai-nilai yang dia pegang teguh untuk mendapatkan persamaan hak yang sama bagi warga kulit hitam di Amerika. Dia terus berjuang dan di saat kematiannya, bisa dibilang dia belum berhasil mencapai tujuannya. Tapi namanya tetap harum hingga sekarang dan kita masih mengingat, mengagumi serta menghormatinya. Mengapa itu bisa terjadi? Karena dia berjuang dengan nilai-nilai prinsipnya yang tetap dikenang.

Kedua, makna dari “value” adalah nilai yang ada dalam diri kita sendiri, dan itu tidak bisa digantikan oleh siapapun. Setiap orang mempunyai nilai masing-masing, yang dengan “nilai” itu dia bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Rasulullah pernah bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah mereka yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain.” Inilah “value” yang harus dimiliki oleh setiap orang.

Untuk lebih mudahnya memahami tentang ini, saya ada cerita menarik. Alkisah, ada seorang profesor di salah satu universitas di Timur Tengah. Saat memasuki kelas, sang profesor memegang dua pecahan mata uang, 50 QR di tangan kanan dan 100 QR di tangan kiri. Kemudian dia bertanya kepada murid-muridnya, “Berapa nilai uang di tangan kanan saya?” Murid-murid menjawab, “100 QR Pak Professooorr.” Lalu dia bertanya: “Berapa nilai dari uang di tangan kiri saya?” Kembali para murid menjawab: “50 QR Pak Professoor!”

Kemudian profesor meremas kedua uang kertas tersebut hingga lecek, lalu ditanyakan kembali kepada murid-muridnya. “Berapa nilai uang di tangan kanan saya?” Murid-murid pun kembali menjawab dengan jawaban yang sama: “50 QR Profff!” Sang professor melanjutkan: “Dan nilai mata uang di tangan kiri saya?” Tidak cukup hanya meremas, sang professor sekarang membuang uang tadi ke lantai dan diinjak-injak sampai kotor hingga uang tersebut kusut dan terlihat cetakan sepatu sang professor di pecahan mata uang tersebut.

Lalu, diangkat kembali uang tersebut dan ditanyakan kembali ke murid-muridnya, “Berapa nilai dari kedua mata uang ini?” Dijawab kembali oleh para muridnya: “Tetap Prooff, 50 QR di tangan kiri dan 100 QR di tangan kanan. Murid-murid makin bingung, ini profesor lagi sakit apa gimana ya kok nanyanya aneh bener. Salah satu mahasiswa yang bingung bertanya apa maksud dari semua ini.

Sang profesor lalu kemudian menjelaskan bahwa maksud dari semua ini adalah setiap mata uang memiliki nilainya tersendiri. Uang pecahan 100 QR tidak akan mungkin berubah menjadi 50 QR atau 10 QR meskipun uang tersebut kusut, lecek dan kotor.

Begitupun juga dengan manusia, “nilai” setiap orang berbeda dan kita lah yang bertanggung jawab untuk menentukan nilai kita sendiri, bukan orang tua ataupun guru kita. Bagaimana cara kita memberikan “nilai” kepada diri sendiri? Ya tentunya dengan cara belajar lebih giat, bekerja lebih keras, dan berdoa lebih kencang! Walk the talk! Do action! Setelah nanti kita memiliki “nilai”, maka tunggu saja reward yang akan kita dapatkan.

Contoh mudahnya, misalkan berjejer 3 pengacara nih, si Poltak, Poltek dan Poltok. Profesi sama namun yang pasti nilai dari tiap pengacara itu akan berbeda. Poltak bertarif konsultasi 1 juta per jam, Poltek B bertarif 10 juta per jam, dan Poltok bertarif 100 juta per jam! Mengapa bisa berbeda seperti itu? Ya karena nilai dari tiap pengacara itu berbeda dan si Poltok lebih memiliki banyak pengalaman dan ilmu pengetahuan, dan penghargaan dalam bentuk bayaran mahal itu akan datang dengan sendirinya.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT bahwa Dia akan mengangkat orang-orang yang beriman dan berilmu di antara kita, “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujaadalah [58] : 11).

Sekian tulisan #notesfromQatar hari ini. Semoga kita menjadi orang-orang yang sukses dengan nilai-nilai yang dipegang teguh dan kita bisa memberikan manfaat bagi orang banyak. Dan akhirnya, tujuan utama kita semua agar menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat, serta selamat dari siksa api neraaka akan terwujud. Amiiiin

Value yourself and the world will value you with its own way! :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar