Tulisan kali ini akan berbicara tentang kesuksesan! pastinya kita semua mau sukses kan? Tentu! saya pun demikian kita harus memahami betul apa tujuan hidup kita dan bagaimana memaknai hidup itu sendiri. apa tujuan kita hidup di dunia ini? saya membaginya menjadi dua pilihan. pilihan pertama kita hidup alakadarnya saja, menjalani kehidupan tanpa tau arah dan tujuan, lalu meninggalkan dunia tanpa jejak sedikitpun bagi orang-orang di sekitar.
pilihan yang kedua, hidup yang sekali ini di gunakan sebaik mungkin, kita tinggalkan banyak jejak kebaikan bagi sekitar, dan pada saat meninggal nanti kita akan tersenyum sedangkan orang-orang disekitar akan menangis karna kehilangan. jika pilihan pertama yang di inginkan maka mudah saja, hidup apa adanya, ga repot namun jika pilihan kedua yang di inginkan, maka kita harus tahu caranya, karena tidak semudah pilihan pertama.
Caranya adalah dengan mengetahui dengan persis apa tujuan kita hidup di dunia. Tujuan utama manusia dalam hidup ini ada di dalam do'a yang sering kita baca di surat al-baqarah ayat ke 201"Rabbana aatinaa fiddunnyaa hasanah wa fil aakhirati hasanah wa qinaa 'adzaa bannaar."
Artinya," ya tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalakami dari siksa neraka." Inilah makna kesuksesan yang sesungguhnya, yaitu selamat di dunia, selamat di akhirat, dan terbebas dari api neraka.
setelah itu, kita harus tahu apa arti kehidupan ini. Ternyata, arti kehidupan ini sesungguhnya ialah beribadah kepada sang maha pencipta. Keberadaan kita di dunia tiada lain adalah sebagai khalifaf untuk mengabdi dan beribadah kepada-Nya. hal ini berdasarkan firman allah Swt."dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-ku." (QS.Adz-Dzariyat (51) : 56).
ibadah disini bermakna luas dan bukan hanya shalat, puasa, zakat dan haji saja. Namun, mencakup seluruh aspek kehidupan kita seperti dalam hal pekerjaan, pernikahan, perdagangan dll. jadi, sekarang kita sudah paham? Bahwa arti dan tujuan kita hidup di dunia ini adalah untuk beribadah kepada allah dengan tujuan mencapai kesuksesan di dunia dan akhirat.
Makna kesuksesan
kita pasti sering mendengar kalimat seperti "Si A sangat sukses dalam hidupnya" atau "Si B ini sukses banget lho sekarang!" Lalu apa sesungguhnya definisi mengenai kesuksesan? Massyarakat indonesia umumnya mendefinisikan kesuksesan berbanding lurus dengan hal-hal yang berhubungan dengan materi: gaji yang besar, mobil yang banyak, rumah yang mewah, jabatan yang tinggi, dst. ketika ada orang-orang yang mencapai hal ini, maka langsung di kalungi label "SUKSES"!
Hal ini tentu ada benarnya, namun tidak
100% tepat. Menurut saya pribadi bagaimana orang-orang meraih kesuksesan
itu yang lebih utama. Apakah mereka benar-benar sukses karena hasil
kerja kerasnya secara jujur, atau dengan cara mencuri uang rakyat,
menzolimi orang lain, dan berkorupsi? Tapi sekarang sepertinya kita
sudah tidak peduli lagi dengan hal-hal seperti itu, yang penting bagi
masyarakat kita adalah yang terlihat kasat masa aja seperti rumah besar,
mobil banyak dan harta berlimpah.
Jika memang ini yang terjadi, maka akan
gawat sekali karena manusia dengan keserakahannya akan berlomba-lomba
untuk sukses dengan menghalalkan segala cara, sikat sana sikat sini,
hantam sana hantam sini. Ini bukanlah tujuan kesuksesan yang utama,
karena mungkin saja kita bisa hidup di dunia ini “sukses” dengan
penghalalan berbagai cara tersebut, namun ingat, di akhirat nanti kita
jelas tidak akan sukses. Segala pebuatan kita, sekecil apapun, baik
maupun buruk, akan ada balasannya.
Kita juga harus sadar bahwa kehidupan di
dunia ini hanya sementara dan kehidupan di akhirat-lah yang kekal
selamanya. Allah SWT telah mengingatkan, “..Dan tiadalah kehidupan
ini selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung
akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-An’am (6) : 32)
Man of Value
Sekarang kita sudah paham bahwa kehidupan
bukan hanya di dunia, namun akan ada kehidupan lain yang lebih kekal
setelahnya, yaitu kampung akhirat. Kehidupan kita yang sangat singkat di
dunia ini sangat mempengaruhi kehidupan kekal kita di akhirat nanti.
Sehingga, menjadi sukses dalam jangka pendek saja tidak cukup, melainkan
harus dalam jangka yang panjang. Untuk itu, menjadi hal yang sangat
penting bagaimana cara kita meraih kesuksesan tersebut.
Saya percaya bahwa ada hal-hal penting
yang harus kita pegang dalam meraih kesuksesan, yaitu “value” atau
nilai-nilai kehidupan. Ini yang saya sebut seperti judul tulisan ini, success with values. Makanya kenapa om saya si Albert Einstein pernah mengatakan, “Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value.”
Yes, that’s it! V-A-L-U-E.
“Nilai” adalah hal yang sangat penting namun sering kita lupakan. Value
yang kita pegang ini menentukan bagaimana kesuksesan kita di dunia dan
akhirat nanti. Saya melihat “value” yang harus kita miliki dalam meraih kesuksesan ada dalam dua bentuk.
Pertama,
“value” yang berarti memegang nilai-nilai prinsip dalam membangun
kesuksesan. Setiap orang pastinya mempunyai prinsip hidup, dan saya
sangat yakin segala prinsip itu adalah hal-hal yang baik, seperti
prinsip kejujuran, keikhlasan, pantang menyerah, tolong menolong, dsb.
Kalau dalam perusahaan, pastinya ada yang namanya core values atau nilai-nilai dasar yang harus ada dalam setiap karyawan di perusahaan tersebut. These are the values that I mean.
Cara meraih kesuksesan itu sama
pentingnya dengan kesuksesan itu sendiri. Jangan sampai kita
menghalalkan segala cara untuk meraih kesuksesan. Untuk itu, makna
sukses harus lebih jauh dari itu, yaitu apabila kita mampu sukses dengan
nilai-nilai yang kita pegang. Karena kalau sukses hanya diukur
berdasarkan materi, maka itu tidak akan pernah habis. Apalagi, manusia
seperti kita ini memang diciptakan sebagai makhluk yang tidak pernah
puasssss hehe…
Ya contoh mudahnya seperti ini aja. Sekarang kita ga punya mobil, pasti dalam hati pikirannya, “pengen banget punya mobil nih, mau second hand atau third hand jg gpp deh!” Setelah sudah punya mobil 1, pikirannya beda lagi, “kalau punya 2 mobil enak kali ya, bisa gonta-ganti tiap hari” Terus udah punya 2 mobil, beda lagi pikirannya, “Enak juga nih kalo punya mobil 3!” Dst.
Jika memang kita bisa terus menerus
menambah mobil sesuai keinginan, maka mungkin saja kita akan dicap
sebagai orang yang sukses. Namun, mau sampai kapan? Jika kesuksesan
diukur hanya dari materi maka kita akan berada di bawah tekanan yang
sangat besar karena harus terus menerus mencapainya. Pasti akan ada satu
titik dimana kemampuan kita terbatas dan tidak mampu lagi menambah
mobil. Pada titik inilah, maka kita akan menganggap diri sendiri sebagai
orang yang tidak sukses, gagal, menjadi pecundang, stress berat, lalu
minum baygon, tambahin oli dikit, dan akhirnya wassalam! hehehe…
Makanya saya memberikan arti kesuksesan
yang pertama adalah saat kita bisa berhasil meraih kesuksesan dengan
berdasarkan kepada nilai-nilai yang kita pegang teguh. Jika kita
mendefinisikan sukses dengan cara ini, itu membuat hidup jauh lebih
mudah, atau bahasa kerennya “membuat hidup menjadi lebih hidup!”, Karena
dalam setiap saat, kita dapat bertindak berdasarkan nilai-nilai kita,
meskipun tujuan kita tidak tercapai.
Misalkan seorang pengusaha yang memegang
teguh nilai-nilai kejujuran dalam menjalankan usahanya. Prinsipnya
adalah, kesuksesan yang diraih harus dengan semangat kerja keras,
kejujuran, dan tidak boleh menzolimi kompetitor. Karena memegang prinsip
ini, akhirnya pengusaha ini kalah dalam proses tender. Kalau kita
melihat secara kasat mata memang kalah, tapi sebenarnya dia sudah sukses
karena menggunakan nilai-nilai yang dia yakini dalam berbisnis. Proses
menuju kesuksesan sama penting dengan hasil yang diraih.
Contoh nyatanya adalah Martin Luther
King, seorang warga negara Amerika kulit hitam yang berjuang tanpa lelah
dengan nilai-nilai yang dia pegang teguh untuk mendapatkan persamaan
hak yang sama bagi warga kulit hitam di Amerika. Dia terus berjuang dan
di saat kematiannya, bisa dibilang dia belum berhasil mencapai
tujuannya. Tapi namanya tetap harum hingga sekarang dan kita masih
mengingat, mengagumi serta menghormatinya. Mengapa itu bisa terjadi?
Karena dia berjuang dengan nilai-nilai prinsipnya yang tetap dikenang.
Kedua, makna
dari “value” adalah nilai yang ada dalam diri kita sendiri, dan itu
tidak bisa digantikan oleh siapapun. Setiap orang mempunyai nilai
masing-masing, yang dengan “nilai” itu dia bisa memberikan manfaat bagi
orang lain. Rasulullah pernah bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah
mereka yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain.” Inilah “value”
yang harus dimiliki oleh setiap orang.
Untuk lebih mudahnya memahami tentang
ini, saya ada cerita menarik. Alkisah, ada seorang profesor di salah
satu universitas di Timur Tengah. Saat memasuki kelas, sang profesor
memegang dua pecahan mata uang, 50 QR di tangan kanan dan 100 QR di
tangan kiri. Kemudian dia bertanya kepada murid-muridnya, “Berapa nilai uang di tangan kanan saya?” Murid-murid menjawab, “100 QR Pak Professooorr.” Lalu dia bertanya: “Berapa nilai dari uang di tangan kiri saya?” Kembali para murid menjawab: “50 QR Pak Professoor!”
Kemudian profesor meremas kedua uang kertas tersebut hingga lecek, lalu ditanyakan kembali kepada murid-muridnya. “Berapa nilai uang di tangan kanan saya?” Murid-murid pun kembali menjawab dengan jawaban yang sama: “50 QR Profff!” Sang professor melanjutkan: “Dan nilai mata uang di tangan kiri saya?”
Tidak cukup hanya meremas, sang professor sekarang membuang uang tadi
ke lantai dan diinjak-injak sampai kotor hingga uang tersebut kusut dan
terlihat cetakan sepatu sang professor di pecahan mata uang tersebut.
Lalu, diangkat kembali uang tersebut dan ditanyakan kembali ke murid-muridnya, “Berapa nilai dari kedua mata uang ini?” Dijawab kembali oleh para muridnya: “Tetap Prooff, 50 QR di tangan kiri dan 100 QR di tangan kanan.“
Murid-murid makin bingung, ini profesor lagi sakit apa gimana ya kok
nanyanya aneh bener. Salah satu mahasiswa yang bingung bertanya apa
maksud dari semua ini.
Sang profesor lalu kemudian menjelaskan
bahwa maksud dari semua ini adalah setiap mata uang memiliki nilainya
tersendiri. Uang pecahan 100 QR tidak akan mungkin berubah menjadi 50 QR
atau 10 QR meskipun uang tersebut kusut, lecek dan kotor.
Begitupun juga dengan manusia, “nilai”
setiap orang berbeda dan kita lah yang bertanggung jawab untuk
menentukan nilai kita sendiri, bukan orang tua ataupun guru kita.
Bagaimana cara kita memberikan “nilai” kepada diri sendiri? Ya tentunya
dengan cara belajar lebih giat, bekerja lebih keras, dan berdoa lebih
kencang! Walk the talk! Do action! Setelah nanti kita memiliki “nilai”, maka tunggu saja reward yang akan kita dapatkan.
Contoh mudahnya, misalkan berjejer 3
pengacara nih, si Poltak, Poltek dan Poltok. Profesi sama namun yang
pasti nilai dari tiap pengacara itu akan berbeda. Poltak bertarif
konsultasi 1 juta per jam, Poltek B bertarif 10 juta per jam, dan Poltok
bertarif 100 juta per jam! Mengapa bisa berbeda seperti itu? Ya karena
nilai dari tiap pengacara itu berbeda dan si Poltok lebih memiliki
banyak pengalaman dan ilmu pengetahuan, dan penghargaan dalam bentuk
bayaran mahal itu akan datang dengan sendirinya.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT bahwa Dia akan mengangkat orang-orang yang beriman dan berilmu di antara kita, “Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujaadalah [58] : 11).
Sekian tulisan #notesfromQatar hari ini. Semoga kita menjadi orang-orang yang sukses dengan nilai-nilai yang dipegang teguh dan kita bisa memberikan manfaat bagi orang banyak. Dan akhirnya, tujuan utama kita semua agar menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat, serta selamat dari siksa api neraaka akan terwujud. Amiiiin
Value yourself and the world will value you with its own way!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar